Bicara soal kuliner Indonesia, rasanya tak lengkap tanpa
mengikutsertakan jajanan pasar. Jajanan pasar pada dasarnya adalah kue
tradisional khas Indonesia. Beberapa jajanan pasar yang namanya masyhur
adalah kue lapis, lontong, lemper, onde-onde, nagasari, bikang, wajik,
kue lumpur, dan masih banyak lagi.
"Disebut jajanan pasar karena kue ini awalnya lebih banyak dijual di pasar tradisional," kata pastry chef Balai Sidang Jakarta Convention Center, Tusyadi saat ditemui di Salon Culinaire 2017 di Jiexpo Kemayoran, Rabu (5/4/2017).
Membership
Coordinator dari Ikatan Praktisi Kuliner Indonesia, Ucu Sawitri
mengatakan bahwa awalnya jajanan pasar lebih banyak dijual di daerah
pelabuhan. Sebab pelabuhan yang juga menjadi pusat perniagaan adalah
awal mula dari akulturasi, tak terkecuali makanan.
"Jajanan pasar itu banyak mendapat pengaruh dari China contohnya kue ku, dodol, kue mochi, atau bapao pasar," kata Ucu.
Ucu menjelaskan karakteristik kue tradisional khas Indonesia yang
"diserap" dari budaya China biasanya menggunakan tepung beras. Jajanan
pasar yang menggunakan bahan tepung terigu menyerap budaya barat karena
Indonesia sebenarnya bukan penghasil gandum. Sedangkan kue tradisional
khas Indonesia asli justru lebih banyak memanfaatkan umbi-umbian.
"Kue
Indonesia asli, setiap bahannya memiliki arti tertentu. Misalnya
penggunaan ketan melambangkan budaya kumpul. Gluten ketan yang tinggi
menyebabkan butiran satu dengan yang lain menjadi lengket. Itu
menandakan kita terikat dan hubungan cukup dekat," kata Ucu.
Selain
itu rasa kue yang manis juga memiliki arti perkumpulan bersama kerabat
atau sahabat menimbulkan momen indah yang manis. Itulah juga alasan
mengapa jajanan pasar juga menjadi hidangan langganan di acara
kebersamaan.
link sumber : https://nationalgeographic.grid.id